Dua hal yang dicontohkan Rasulullah SAW yang kita harus selalu ingat. Pertama, semua perilaku kita harus Islami. Saat kita beribadah, harus sesuai dengan tuntunan Allah, saat kita bekerja, harus sesuai syariat Islam, begitu juga saat kita mencari hiburan. Semua apa yang kita lakukan setiap hari harus sesuai dengan syariat Allah. Inilah makna beriman kepada Allah. Kedua, kewajiban menyampaikan tuntunan tersebut kepada orang lain. Inilah yang disebut dakwah. Dalam situasi dan kondisi apapun. Apalagi seperti zaman sekarang, zaman yang multikomplek problema, sehingga harus banyak strategi dalam berdakwah. Allah berfirman dalam surah Ash Shaff : 8 yang maknanya : “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".
Jadi tantangan yang dihadapi umat Islam adalah upaya sebagian manusia untuk memadamkan cahaya kebenaran Islam dengan segala tipu daya yang mereka usahakan. Oleh karena itu sebagai umat Islam berkewajiban menyampaikan kebenaran itu, dan mengajak mereka untuk kembali ke jalan Islam. Allah berfiraman dalam surah An Nahl : 125 Yang maknanya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Jadi kita sampaikan yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam, walaupun “pahit” rasanya. Kalau kita melihat penelitian di atas, terdapat kesalahan variable dan itu tidak dikoreksi oleh penulisnya. Padahal dia mempunyai gelar prof DR dari agama Islam. Ada juga artikel di majalah Times, yang pada intinya bagaimana sains bisa mengatasi keimanan, dia tidak menghendaki kalau keimanan itu di bawah sains. Dia katakan kalau keimanan di atas keimanan akan menjadi malapetaka. Itulah cara-cara mereka memadamkan cahaya Islam. Inilah tantangan dan essensi dakwah di era modern sekarang. Untuk itu marilah kita tidak henti-hentinya selalu mengajak ke jalan yang benar. Rasulullah SAW bersabda : Ballighuu annii walau aayah (sampaikan yang kamu peroleh dari aku walaupun itu hanya satu ayat). Adakah orang Islam yang tidak tahu satu ayat? Itu artinya tidak ada peluang untuk tidak berdakwah bagi seorang muslim, walaupun orang baru masuk Islam sekalipun. Yang menjadi kelemahan kita adalah menganggap bahwa dakwah itu hanya miliknya ustadz, kiyai, ulama, mubaligh saja. Padahal setiap individu muslim berkewajiban untuk menyampaikan (dakwah) sesuai kapasitas dan kemampuannya.
Macam-macam Dakwah
Fiqhud-dakwah
Ilmu yang memahami aspek hukum dan tatacara yang berkaitan dengan dakwah, sehingga para muballigh bukan saja paham tentang kebenaran Islam akan tetapi mereka juga didukung oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan Risalah al Islamiyah.
Dakwah Fardiah
Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).
Dakwah Ammah
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato).
Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.
Dakwah bil-Lisan
Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.
Dakwah bil-Haal
Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.
Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.
Dakwah bit-Tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.
Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada".
Dakwah bil Hikmah
Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Maidah : 52, yang maknanya : “ Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.
Dari dulu hingga sekarang tantangan umat Islam sama, yakni dari kelompok-kelompok yang memusuhi Islam, baik dengan sembunyi-sembunyi maupun dengan terang-terangan. Umat Islam harus bisa mengatur strategi menghadapi kedua-duanya. Kalau tidak, kita akan dikalahkan mereka, dan tidak menutup kemungkinan Islam akan menjadi bulan-bulanan, dan lambat laun Islam akan hanya dikenang sebagai sejarah oleh anak cucu kita. Kita tidak menginginkan hal ini terjadi. Allah SWT berfirman dalam surah Al Ashr : 1-3 : yang maknanya : “Sungguh Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. 2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus”.
Latar belakang turunnya surat ini karena pada saat awal-awal umat Islam menjadi hinaan, di lecehkan, dicemooh, ditindas, bahkan diisolasi. Maka turunlah surah Al Kautsar ini. Allah mengingatkan bahwa kalian itu sudah mendapat begitu banyak nikmat dari Allah. Dan yang paling utama dari Allah itu adalah iman, jalan hidup yang baik, maka pergunakan itu. Maka Shalat dan berkorbanlah. Lalu ditutup dengan ayat yang ketiga, jika kamu lakukan itu, mereka yang menghina kamu akan kecewa, mereks terputus kejayaannya. Inilah yang harus kita lakukan, bahwa setiap kita harus berkorban dan berjuang untuk menyebarkan Islam, dengan segala kemampuan yang kita miliki. Tanpa dakwah, Islam akan susah bangkit, dari pelecehan, penindasan dan penghinaan. Mudah-mudahan kita semua diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk bisa menyampaikan apa yang kita ketahui tentang Islam kepada orang lain, sehingga Islam akan tetap berkibar di persada nusantara ini.aamiin.
Dari berbagai sumber.