Puncak pertarungan antara orang-orang mukmin dengan orang-orang kafir adalah pertarungan aqidah,selain
itu sama sekali tidak ada. Sedang musuh-musuh itu tidak akan mendendam
kepada orang-orang mukmin, melainkan karena iman semata. Mereka pun tidak murka, melainkan karena masalah aqidah.
Ini bukan pertarungan politik, bukan pertarungan ekonomi, bukan pula
pertarungan golongan. Jika itu yang menjadi pangkalnya, yang mudah
sekali di selesaikan, mudah pula di carikan jalan keluarnya. Tetapi
puncaknya ialah aqidah, imam kufur, imam iman, imam jahiliyah dan imam
Islam.
Pembesar-pembesar musyrik dulu pernah menawarkan harta, pangkat dan
kemewahan hidup kepada nabi Muhammad Saw. Dengan satu imbalan saja,
yaitu: kiranya nabi Muhammad mau berhenti dari perjuangan aqidah dan
supaya ia lunak dalam persoalan ini. Seandainya ketika itu nabi Muhammad
saw. Mengiyakan apa yang mereka kehendaki itu, niscaya tidak akan ada
lagi peperangan mereka dengan nabi Muhammad Saw.
Perjuangan tersebut adalah perjuangan aqidah dan persoalan aqidah dan
masalah aqidah. Inilah yang harus diyakini benar oleh setiap orang
mukmin ketika mereka menghadapi musuh mereka itu. Pihak musuh tidak akan
memusuhi orang-orang mukmin melainkan karena persoalan aqidah ini:
”Melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Dzat yang
Maha Gagah, Maha terpuji”, serta mengikhlaskan ketaatan dan tunduknya
itu semata-mata kepada-Nya.
Sedang musuh-musuh kaum muslimin itu dalam perjuangannya adalah
mengalihkan dan berusaha untuk menaikkan bendera selain bendera aqidah.
Mereka akan menaikkan bendera ekonomi, bendera politik dan bendera
golongan, untuk mengelabui orang mukmin akan hakekat perjuangannya, lalu
aqidahnya yang bernyala-nyala itu akan dipadamkan.
Oleh karena itu salah satu kewajiban orang-orang mukmin ialah:
hendaknya mereka tidak terpedaya, dan kiranya mereka juga mengetahui,
bahwa ini adalah pengaburan untuk tujuan tertentu. Orang yang mengubah
bendera perjuangan itu tidak lain, hanya karena hendak menipu kaum
muslimin supaya mereka itu tidak lagi menggunakan senjata kemenangan
yang hakiki itu, kemenangan dalam bentuknya yang puncak, baik kemenangan
itu datang dalam bentuk kebebasan rohani seperti yang di alami
Ash-habul Ukhdud, atau kemenangan dalam bentuk pemeliharaan yang timbul
dari kebebasan rohani itu – sebagaimana yang di alami oleh generasi
pertama dari kalangan sahabat islam.
Kami juga mencatat beberapa contoh dari pengaburan bendera itu dalam
ulah Sabilisme Internasional pada hari ini, yang akan menipu kita dari
hakekat perjuangan dan akan mengulangi sejarah. Lalu mereka menuduh
kita, bahwa perang salib itu adalah berselubung penjajahan. Tidak….!
sekali lagi tidak ! Penjajahan yang kemudian datang itulah sebenarnya
yang berselubung Salibisme yang tidak bisa di tutup-tutupi sebagaimana
yang telah terjadi pada abad pertengahan. Sedang golongan mereka yang
pernah di patahkan di atas batu aqidah dengan pimpinan kaum muslimin
yang terdiri dari berbagai unsur , misalnya: Shalahudin Al Ayoubi Al
Kurdi, Turan Syah Almamluki, – unsur-unsur yang mereka lupa akan
kebangsaannya, yang diingat hanya aqidahnya saja , maka mereka itu
akhirnya memperoleh kemenangan di bawah bendera aqidah,
Benar kata Allah:
“Mereka tidak mendendam orang-orang mukmin, melainkan karena
orang-orang mukmin itu beriman kepada allah Dzat yang Maha Gagah, Maha
Terpuji”.
Maha benarlah Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar, dan dusta
musuh-musuh yang penuh dengan penipuan dan penyelewengan! – Sayyid Qutb -