“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: ‘Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada rasul. Dan mereka berkata: ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”. (Al-Ahzab 66-68).
Ayat ini menjelaskan penyesalan orang-orang yang telah memilih pemimpin yang telah menyesatkan mereka karena tidak menjalankan syari’at Allah sesuai Al-Quran dan sunnah.
Dalam ayat lain dipertegas:
“Dan (ingatlah) hari ketika orang dzalim menggigit dua tangannya (tanda menyesal) seraya berkata: ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama rasul’. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran ketika Al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia”. (Al-Furqan 27-29).
Kenyataannya mereka yang telah kita pilih tidak menjalankan hukum-hukum sesuai dengan syari’at Allah, menghalalkan apa yang diharamkan Allah, mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, mendzalimi rakyat yang telah sangat kesusahan serta memperkaya diri dan keluarganya.
Kalau masih memilih pemimpin yang tidak menerapkan hukum sesuai Al-Quran dan sunnah maka tunggulah adzab Allah, muka mereka (para pemilih) akan dibolak-balikan sambil dibakar api neraka (mungkin seperti sate) dan saking kesalnya mereka meminta kepada Allah agar pemimpin mereka diberi azab dua kali lipat dibandingkan mereka.
Masih adakah pemimpin yang akan menjalankan hukum-hukum Allah secara kaffah dan mengurus rakyatnya agar selamat dunia-akhirat?, seperti yang dicontohkan oleh Rasul dan Khulafaurrasyidin? Jika tidak ada, maka jalan terbaik adalah menghindarkan diri untuk memilih mereka agar tidak menyesal diakhirat nanti.
Untuk dan Agar tidak terjerumus kedalam kesalahan yang sama secara terus menerus ada baiknya ketika hendak memilih pemimpin terlebih dahulu memohon pertolongan Allah Subhanahu Wata'ala agar diberikan petunjuk mengenai pemimpin yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan dan dapat membimbing rakyat kejalan yang benar baik di dunia maupun diakherat.
Bisa jadi kita merupakan salah seorang pemerkuat kekuasaan mereka,
“Akan datang kepada kalian para penguasa, mereka mengucapkan janji-janji yang tidak mereka kerjakan dan melakukan apa yang mereka tidak ketahui. Barang siapa yang menjadi penasehat, pembantu dan pemerkuat kekuasaan maka mereka akan binasa dan membinasakan” (HR Thabrani).
Wallahua’lam
http://mafahim-azhari.blogspot.com/