SOLSTICE atau
titik balik matahari adalah sebuah fenomena alam yang terjadi dua kali
dalam setahun, yaitu saat garis axis matahari bergerak menjauhi bumi
yang menyebabkan posisi matahari akan bergerak condong ekstrem ke
Selatan atau Utara. Pada tanggal 21 Juni, matahari akan terbit di
koordinat 23,5 derajat, atau sejauh 23,5 derajat arah utara dari
khatulistiwa. Sebaliknya di bulan Desember tanggal 22, matahari terbit
di -23,5 derajat, atau sejauh 23,5 derajat arah selatan khatulistiwa.
مِهَادًا
adalah AYUNAN…?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Allah SWT berfirman dalam :
1. QS. 78. An-Naba’ / ٧٨ النبأ ayat ke-6:
أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا (٦)
Artinya, ” Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan ?,”.
2. QS. 20. Thaahaa / ٢٠ طه ayat ke-53:
الَّذِي
جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلا وَأَنْزَلَ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى
Artinya,
” Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit
air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. “
Dari dua ayat ini kita
memahami bahwa arti kata “mihaadaa” pada ayat ke-6 surat An-Nabaa dan
kata “mahdan” pada ayat ke-53 surat Thooha, mestinya serupa. Dan di sana
kita mendapatkan hal yang benar adanya yakni Tafsir Depag mengatakan
bahwa “mahdan” dan “mihaadaa” adalah ‘hamparan’.
Saya
hanya teringat ketika belajar mahfudlot, di sana diajarkan dan disuruh
menghafalkan, makanya saya hafal sampai sekarang. Bunyi mahfudlot itu
begini: “Uthlubil Ilma minal Mahdi Ilaa ‘lLahdi.” Artinya “Tuntulah ilmu
dari buaian sampai ke liang lahat”. Bahkan ini juga hadits. Tetapi
bukan hadits atau mahfudlot masalahnya, namun kata “Mihaadaa” itu
sebenarnya apa..?
Di
kitab suci al-Qur’an cetakan manapun kita akan mendapatkan bahwa
“Mihaadaa” adalah hamparan. Namun saya berkeyakinan sedikit lain.
Menurut saya “mihaadaa” adalah seperti di mahfudlot tadi, yakni
“buaian”.
Apakah “BUAIAN” itu..?
Berdasar
mahfudlot di atas, BUAIAN yang dimaksud adalah masa kanak-kanak atau
masa bayi. Kita diwajibkan menuntut ilmu dari bayi/lahir sampai liang
lahat atau sampai meninggal. Belajar seumur hidup. Long Live Education….
Jadi kata “MIHAADAA” berarti “BUAIAN” atau “AYUNAN”.
Gambar di bawah memperlihatkan proses ayunan atau buaian adalah gerak bolaki-balik melalui titik setimbang.
Lalu BUAIAN yang seperti apa..? Bumi yang membuai…atau dibuai…maksudnya bagaimana?
Bumi
sebenarnya telah lama semenjak diciptakan oleh Allah SWT, Tuhan
Pencipta Alam Semesta ini juga telah dibuai. Bukankah bumi kita ini yang
setiap hari bergerak sangat cepat sekitar 1600 km/jam juga bergerak ke
kiri dan ke kanan? Gerakan inilah yang mengakibatkan posisi matahari
terbit dan tenggelam kita lihat bergeser ke utara dan ke selatan setiap
tahunnya.
Gambar di bawah menjelaskan posisi bumi yang terbuai.
Jadi
firman Allah dalam QS. 78:6-” Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu
sebagai HAMPARAN ?,” mestinya bisa kita pahami sebagai ” Bukankah Kami
telah menjadikan bumi itu sebagai BUAIAN ?,”. Begitu juga QS.20:53.
Serta surah lainnya yang mengandung kata² “mahada” atau
derifatnya.
Pergeseran
matahari seperti ini, merupakan akibat bumi berevolusi mengelilingi
matahari dan sumbu rotasinya membentuk sudut 47° terhadap bidang
ekliptika dengan kemiringan tetap. Akibat revolusi bumi antara lain,
pada setiap tanggal 21 Juni, matahari akan berada di garis balik utara
yakni lintang 23.5° utara khatulistiwa.
Matahari sepanjang tahun mengalami pergeseran ke utara dan ke selatan, yakni pada:
1. tanggal 21 Maret, tepat beredar di khatulistiwa. Matahari terbit dan terbenam tepat di titik timur dan barat.
2. tanggal 21 Juni, tepat berada di lintang 23.5° LU.
3. tanggal 23 September, tepat berada di khatulistiwa lagi, matahari terbit dan terbenam tepat di titik timur dan barat.
4. tanggal 22 Desember, tepat berada di lintas 23.5° LS.
Dalam
QS. (51) Adz-Dzariyaat / ٥١ الذاريات ayat ke – 48 Allah SWT berfirman
yang artinya: “Dan bumi itu Kami beri dian medan (gravitasi), maka
sebaik-baik yang menggoyang (buai/ayun)kan (adalah Kami).”
Demikian MIHAADA….Wa Allahu a’lamu…