Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji hanya kepada-Nya, yang telah mengisahkan kisah-kisah terbaik di dalam Al-Quran. Dia berfirman: “Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung.” (QS. Yusuf, 12: 23).
Aku memuji-Nya yang telah menciptakan hamba-Nya, dan menetapkan taqdir, maka terjadilah kisah Zulaikha istri Al-Aziz yang menjadi buah tutur sepanjang masa. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad tercinta, yang telah memperingatkan kita kepada fitnah wanita yang dahsyat. Shalawat dan salam juga aku haturkan kepada keluarganya yang sangat saya cinta, dan kepada para sahabatnya yang mulia. Sungguh, Allah Ta’ala telah melebihkan mereka atas kita. Dan Allah Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. Ya Ilahi.. Gabungkanlah kami bersama mereka di Yaumil Mahsyar.
Rasulullah saw, hamba yang telah dipilih Allah swt untuk menjadi utusan-Nya, membawa risalah agama yang mulia, yang tiada agama yang lebih sempurna sebelumnya dan tidak ada lagi agama setelahnya, telah bersabda kepada umatnya:
“Sesungguhnya dunia itu manis lagi elok (sangat menarik ibarat buah-buahan hijau yang manis), dan sungguh Allah menjadikan kalian sebagai khalifah (pimpinan) padanya, lalu Allah akan melihat bagaimana perilaku kalian di atasnya, maka berhati-hatilah dari fitnah dunia dan fitnah wanita; karena fitnah pertama yang terjadi pada bani Isra’il itu datangnya dari kaum wanita.” (HR. Muslim, No. 6948).
Dari Usama bin Zaid, dia berkata, “Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku nanti, fitnah yang paling berbahaya bagi kaum laki-laki melebihi fitnah kaum wanita.” (HR. Muslim, No. 6945 dan HR. Bukhari, No. 5096).
Fitnah wanita terbagi menjadi dua. Yaitu pertama, fitnah wanita yang belum halal bagi seorang pria. Dan fitnah wanita yang sudah halal bagi seorang pria, yaitu istri.
Fitnah yang pertama, biasanya datang kepada orang-orang yang terbelenggu hawa nafsunya. Sehingga tidak bisa keluar dari fitnah yang datang dari kaum wanita yang belum halal bagi dirinya. Mereka saling menggoda, bercumbu dalam keharaman. Sungguh, Allah Ta’ala telah menciptakan wanita menjadi indah dalam pandangan kaum Adam.
Lihatlah perkembangan tekhnologi dewasa ini. Media sosial bertebaran. Siapa yang memanfaatkannya untuk kebaikan, maka baiklah perkaranya. Anda bisa menemukan beragam contoh di dunia maya; apabila kata-kata hikmah keluar dari seorang lelaki Ethopia, maka hanya sedikit orang yang peduli, tetapi apabila hal itu keluar dari akun seorang wanita yang elok rupanya, cantik parasnya, maka ia akan selalu disapa, memiliki banyak teman dari kaum Adam. Dan merekalah yang paling banyak berhubungan dengannya, mengikuti statusnya, dan selalu memperhatikannya. Maka waspadalah kepada lelaki berperangai buruk, dan waspadalah kepada wanita penggoda.
Sungguh, apabila seseorang tidak memposisikan kaum hawa sesuai yang dikehendaki Allah, maka ia telah berjalan dalam gelap. Ia akan tersungkur atau tersesat sebelum sampai pada tujuan. Betapa banyak orang-orang besar, terkenal, atau para raja, terjatuh karena fitnah wanita. Termasuk yang paling keji dalam perkara ini adalah seseorang yang telah menikah, kemudian karena syahwat ia melakukan zina dengan wanita atau lelaki lainnya, atau ia mengaku bujangan, gadis atau perjaka, untuk menggoda pasangannya. Dosanya berlipat, karena di dalamnya juga terdapat dosa sebagai seorang pendusta. Rasulullah saw bersabda:
“Wahai Umat Muhammad, tidak ada yang lebih ‘pencemburu’ daripada Allah ketika (mengetahui) hamba-Nya, baik laki-laki maupun wanita, berzina. Wahai umat Muhammad, andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari, No. 5221).
Adapun fitnah kedua yaitu dari istri, maka ini lebih dikhawatirkan lagi. Imam Al-Qurthubi berkata, Mereka dapat membuat suaminya memutus tali silaturahim, karena biasanya para wanita menyuruh suaminya untuk berjauhan dengan ibu dan saudari-saudarinya. Dan mereka dapat membuat suaminya mencari uang di jalan yang tidak diperbolehkan, dikarenakan tuntutan mereka yang berlebihan.[1] Rasulullah saw bersabda:
“Wanita itu dinikahi karena empat alasan: harta, kemuliaan keturunan, kecantikan, dan agamanya. Akan tetapi, pilihlah wanita yang memiliki agama, niscaya engkau akan beruntung.” (HR. Ibnu Majah, No 1858).
Rasulullah saw juga bersabda: “Janganlah menikahi wanita atas dasar kecantikan, karena kecantikan bisa menghancurkan mereka (lantaran sombong); jangan menikahi wanita atas dasar harta kekayaan, karena harta kekayaan bisa menjatuhkan mereka pada keburukan (tidak menaati suami); tetapi nikahilah mereka atas dasar agama. Sungguh, budak wanita yang sobek telinganya, berkulit hitam, dan memiliki agama lebih utama dari mereka.” (HR. Ibnu Majah, No. 1859).
Demikianlah. Dan segala puji hanya kepada Allah, Rabb yang telah mengutus Rasul-Nya untuk menjelaskan kepada para hamba-Nya supaya mengikuti syari’at-Nya. Ya Rabbi, satukanlah para Mujahidin di Syam. Segala puji dan karunia hanya kepada-Nya. (*)
[1] Al Jami’li Ahkaam Al-Quran, Imam Al-Qurthubi (QS. Ali-Imran, 3: 14). Jilid 4, hal, 79.
Sumber : al-mustaqbal.net