Orang
munafik adalah orang yang paling jahat dari semua orang dan layak
untuk mendapatkan hukuman di hari kiamat. Ini karena mereka berperilaku
sebagai Muslim, tetapi mereka adalah musuh yang paling jahat dari
semua musuh karena mereka menyembunyikan kekufuran dan syirik.
Pentingnya mempelajari kemunafikan adalah sebagaimana pentingnya
mempelajari Tauhid karena keduanya saling berkaitan. Jika kita tidak
mempelajari kufur, syirik dan nifaq, tidak dapat disangkal lagi, kita
bisa jatuh ke dalamnya, dan selanjutnya menjadi Kafir. Jika seseorang
tidak mengetahui karekteristik dari Musyirikin, dia akan menjadi
Musyrik. Dan sama halnya jika kita tidak mempelajari kareteristik
munafik kita akan menjadi munafik. Hanya Mu’min dan Muslim sejati yang
takut melakukan nifak atau kufur, dan hanya muwwahid yang takut untuk
melakukan syirik. Satu-satunya orang yang dengan bebas melakukan kufur,
nifak dan syirik adalah Kafir. Perhatian pertama bagi setiap Muslim
adalah menjauhi kufur, syirik dan nifak, dan kemudian beribadah kepada
Allah semata.
Allah SWT Berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah
dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka.” (QS An Nisaa’, 4: 145)
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari oleh
Ibnu Abi Mulaikah, yang berkata, “Aku bertemu tiga puluh Shahabat Nabi
SAW dan masing-masing dari mereka takut menjadi orang munafik, dan tidak
ada dari mereka yang berkata bahwa dia sekuat Jibril atau Mika’il.” Dan
Hasan (Al Basri) berkata: ‘Hanya orang yang beriman yang takut dari
kemunafikan, dan hanya orang munafik yang merasa aman darinya
(kemunafikan).(Shahih Al Bukhari Kitabul Iman Bab 36)
Dan Nabi Ibrahim A.S. berkata:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”
(QS Ibrahim, 14: 35)
Seseorang
harus berfikir setelah membaca wahyu bahwa jika Shahabat Nabi SAW
dahulu takut dari kemunafikan, untuk alasan yang lebih besar tidakkah
seharusnya kita takut dari itu? Jika seseorang terbaik seperti Nabi
Ibrahim A.S. takut terhadap syirik, tidakkah seharusnya kita takut juga?
Namun sangat menyedihkan melihat realitas hari ini sangat jarang kita
menemukan orang yang takut melakukan dosa, membiarkan diri sendiri
menjadi kafir, munafiq atau musyrik! Orang-orang kelihatannya berfikiran
bahwa mereka akan masuk surga secara langsung dan melewati hari
pengadilan dengan mudah.
Selanjutnya kita seharusnya tidak menjadi naif dan realistis terhadap
berbagai kemungkinan menjadi Kafir, Musyrik atau Munafik dengan
mengambil tindakan pencegahan dan kekebalan. Sebaik-baik yang bisa kita
lakukan adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah dan mempelajari
tauhid. Kemudian setelah itu, apakah kita mati sebagai Muslim atau Kafir
ada di tangan Allah SWT ; dan semoga Allah SWT meneriman ibadah kita
dan menjadikan kita mati dalam keadaan iman dan Tauhid, Amin.
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk selalu meminta kepada Allah SWT
untuk mati dalam keadaan iman dan Tauhid disamping fakta bahwa Allah
adalah yang mengendalikan hati kita dan dia bisa membalikkannya sesuai
dengan keinginanNya, kapanpun Dia inginkan:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنا وَمَيِّتِنا، وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا،
وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا، وَشَاهِدِنا وغائِبِنَا؛ اللَّهُمَّ مَنْ
أحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الإِسْلامِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ
مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الإِيمَان؛ اللَّهُمَّ لا تَحْرِمْنَا أجْرَهُ
وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ
“Yaa
Allah ampunilah hidup kami dan perbuatan kami, kehadiran kami dan
kealpaan kami, muda kami dan tua kami, laki-laki kami dan perempuan
kami. Yaa Allah, siapa saja dari kita menjaga hidup, menjaganya hidup
pada Islam dan siapa saja dari kami Kamu matikan, karenanya untuk mati
dalam iman, Yaa Allah janganlah mencabut balasan kami dan tidak tunduk
kepada fitnah setelah kematiannya.”
Jika ada kemungkinan menjadi kafir,
tidakkah Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kita untuk memohon kepada
Allah untuk menjadikan hidup kita dengan Islam dan mati dalam keadaan
beriman. Mari kita sekarang, dengan izin Allah SWT mempelajari sebagian
karekteristik Munafik (agar kita terhindar darinya, Insya Allah.
Karakteristik Munafik:
1. Mereka mengklaim Beriman
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui,
bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui
bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui
bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.”
(QS Al Munafiqun, 63:1)
Allah menjelaskan orang munafik sebagai orang yang mengklaim bahwa
mereka beriman, namun mereka realitasnya Kafir. Dia SWT menyebut mereka
pembohong dan Kafir disamping fakta bahwa mereka dengan tegas mengklaim
dengan lidah mereka bahwa mereka Muslim dan mengucapkan ‘Laa ilaaha illa
Allah’. Ini adalah sebuah titik yang menakutkan bagi semua Muslim
sebagaimana kita semua mengklaim menjadi beriman, namun bagaimana kita
mengetahui bahwa kita tidak murtad? Dalam ayat yang lain Allah SWT
berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu”. (QS An Nisa, 4: 60)
Selanjutnya kita semua seharusnya berhati-hati ketika mengklaim sebagai
Muslim tidak menjamin kita untuk menjadi orang-orang penghuni jannah
(surga), dan tidak selamat dari kemunafikan. Tanpa memenuhi perintah
Allah, menjauhi Thaghut dan meminta Allah untuk menjaga kita tetap
beriman, kita mungkin tidak sengaja jatuh ke dalam perangkap
kemunafikan, syirik dan kufur.
Ada dua tipe nifaq, nifaq akbar (nifaq besar) dan nifaq asghar (nifaq
kecil). Seseorang dengan nifaq akbar benar-benar kafir walau
berpura-pura menjadi Muslim. Selanjutnya dia tidak berfikir untuk
dirinya bahwa dia adalah seorang beriman, tetapi dia hanya mengklaim
menjadi Muslim dengan tujuan untuk kemulian hidupnya. Nifaq asghar bisa
ditemukan dalam diri seorang Muslim, yang melakukan keimanan dia adalah
seorang Muslim dan juga mengklaim begitu. Dengan demikian ada dua
tingkatan kemunafikan, yakni seseorang itu kafir namun berpura-pura
menjadi Muslim (nifaq akbar), dan jenis lainnya adalah dia seorang
Muslim yang nyata-nyata melakukan perbuatan kemunafikan.
2.Mereka tidak mempunyai Talazum
At Talazum berarti kesatuan antara iman dan perbuatan, yaitu mengatakan
dan melaksanakan apa yang kita imani. Setiap Muslim dan kafir mempunyai
Talazum; seorang Muslim beriman kepada Allah dan memanifestasikan hal
ini dalam perbuatannya (seperti shalat) dan perkataan (bertasbih).
Sebagaimana, setiap Kafir membenci Allah dan dien-Nya dan selanjutnya
kita melihat mereka secara lisan mendeklarasikan perang melawan Islam
dan kepada kaum Muslimin (melalui perkataan), dan melakukan keyakinan
ini dengan membunuhi wanita, anak-anak dan orang tua Muslim yang tidak
bersalah.
Sementara itu, orang munafik tidak mempunyai Talazum , artinya apa yang
dia sembunyikan dan ditampakkan tidaklah sama dan menjadikam mereka
orang yang paling rumit dari semua orang. Ini karena mereka mengatakan
apa yang mereka tidak imani dan tidak melaksanakan Islam secara utuh.
Allah SWT berfirman:
“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan
Hari kemudian," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman.” (QS Al Baqarah, 2: 8)
3. Mereka menipu Allah dan Muslim
Allah SWT berfirman dalam Qur’an:
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka
hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS Al
Baqarah, 2;9)
“Dan
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS
An Nisa, 4: 142)
Orang Munafik menipu diri mereka dengan mengklaim sebagai orang beriman,
padahal, faktanya mereka adalah Kafir. Mereka mencari kemulian dalam
kehidupan mereka dengan mengucapkan Syahadat padahal faktanya mereka
tidak mempunyai kemuliaan bagi hidup ini karena mereka bukanlah Muslim.
Allah SWT telah membuat dua camp (golongan/kelompok) ; camp Islam dan
camp Kufur, namun orang-orang munafik ini menginginkan mereka bisa
berada pada kedua camp tersebut pada saat yang bersamaan. Mereka ingin
manfaat dari hak-hak Islam dan iman seperti warisan, kehormatan,
kemuliaan, persaudaraan, rasa hormat, perayaan ied, pahala dan
sebagainya, tetapi juga ingin mengikuti doktrin dan jalan hidup orang
kafir.
4. Mereka mempunyai penyakit dalam hati mereka
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dalam hati mereka ada penyakit (keraguan dan kemunafikan), lalu ditambah Allah penyakitnya.” (QS Al Baqarah, 2: 10)
Dalam tafsir Ibnu Katsir, dia menjelaskan bahwa istilah ‘penyakit’ dalam
ayat ini berarti ‘keraguan’. Selanjutnya, kita selalu melihat mereka
yang mempunyai tanda-tanda munafik, sering ragu terhadap ulama, Allah
SWT dan Mujahidin dan sebagainya. Keraguan mereka terdapat dalam banyak
aspek dien, seperti hidup setelah mati, surga dan hari pengadilan;
selanjutnya mereka melangkah terlalu jauh dengan meninggalkan ikatan
Islam.
5. Mereka pembohong, pengingkar janji dan tidak bisa dipercaya
Melanjutkan ayat di atas, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS Al Baqarah, 2: 10)
“Dan apabila
orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui,
bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui
bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui
bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.”
(QS Al Muafiqun, 63:1)
Karakteristik paling umum dari orang Munafik adalah bahwa mereka
pembohong, selalu mengingkari janji dan tidak bisa dipercaya dimana saja
kita mempercayai mereka dengan sesuatu. RasuluLlah SAW juga bersabda
dalam hadits yang telah umum:
“Tanda-tanda munafik ada tiga, ketika dia berbicara dia berbohong,
ketika dia berjanji mengingkarinya dan ketika dia dipercaya dia
khianat.” (Shahih Al Bukhari, Kitabul Iman Bab 24: tanda-tanda Munafik
No 33)
6. Mereka menjadi kasar ketika berdebat
Berkaitan dalam bimbingan dan pengetahuan, orang-orang munafik dikenal
menjadi orang yang sangat argumentatif dan membantah ketika dia terlibat
diskusi atau debat. Ketika mereka tidak bisa memberikan jawaban untuk
masalah tertentu atau menghadirkan kasus mereka dengan baik mereka
menjadi kasar (menggunakan kata-kata kotor, menggunakan sumpah dan
sebagainya) dan menjengkelkan. Rasulullah SAW berkata dalam sebuah
riwayat yang berbeda atas hadits yang sama:
“Dan ketika dia berdebat dia menjadi kasar” (Al Bukhari No 34)
7. Mereka mengkhianati perjanjian dan kontrak
Seorang Muslim tidak pernah membatalkan perjanjiannya karena hal itu
adalah dosa besar dalam Islam dan dosa lainnya adalah munafik.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits di atas, tetapi dalam riwayat yang
berbeda:
“Dan ketika dia mempunyai perjanjian dia mengkhianatinya.” (Al Bukhari No 34)
Lebih lanjut Rasulullah SAW telah menginformasikan kepada kita kehinaan
itu adalah ketika seseorang yang dengan sengaja melanggar perjanjiannya:
‘Bagi setiap pengkhianat dia akan mempunyai sebuah panji pada hari
kiamat, memproklamirkan ini adalah begini dan begini yang telah
mengkhianati perjanjiannya.’ (Riyadus Salihin No 1585)
8. Mereka penyebab fitnah dan keburukan, namun mengklaim pembuat kedamaian
Orang-orang munafik selalu berkomentar dan memperhatikan kesalahan orang
lain, dan tidak pernah berfikir tentang kesalahan dan dosa mereka
sendiri. Mereka selalu membuat fitnah dan kerusakan, tetapi menunjuk
jari mereka kepada orang lain selain mereka. Allah SWT berfirman:
“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang
yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (QS Al Baqarah, 2:
11-12
Dalam ayat ini Allah SWT menginformasikan kepada kita bahwa orang
munafik adalah penyebab fitnah (kerusakan), namun mengklaim telah
melakukan perbaikan. Yang lebih mengejutkan lagi mengetahui bahwa mereka
benar-benar para pengacau. Mereka dengan yakin percaya bahwa mereka
baik, melaksanakan perdamaian di muka bumi, tetapi Allah SWT
menginformasikan kepada kita bahwa mereka benar-benar murtad.
9. Mereka berhukum kepada thaghut
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal
mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.”
(QS An Nisa, 4: 60)
Dalam ayat ini Allah SWT memperingati kita beberapa poin yang telah
disebutkan di atas, seperti bahwa mereka mengklaim telah beriman kepada
apa yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Tetapi Dia juga
menginformasikan kepada kita tentang karakteristik lain dari orang
munafik, yakni berhukum kepada Thaghut.
Berhukum kepada selai Allah adalah syirik akbar, namun, orang-orang
munafik ini dijelaskan bahwa mereka orang yang tidak hanya secara rutin
berhukum kepada selain Allah, tetapi juga mencari dan mempunyai
keinginan untuk merujuk kepada selain Allah untuk menyelesaikan
perselisihan. Mereka adalah orang-orang yang terus membenarkan
kemurtadannya dan dalam kasus yang lebih buruk mereka mungkin mengutip
ayat di luar konteks dengan tujuan untuk membenarkan kerusakan mereka.
10. Mereka memuaskan telinga seseorang, mempunyai hafalan Al-Qur’an dan argumentasi yang masuk akal.
Salah satu dari kemampuan terbesar dan berpengaruh adalah bahwa mereka
bisa menyesatkan dan menjatuhkan orang-orang dengan argumen
‘mengagumkan’ mereka atau membacakan ayat-ayat. Allah SWT berfirman
dalam Al-Qur’an:
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu
kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka.
Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar[1477]. Mereka mengira
bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka
itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga
Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari
kebenaran)?” (QS Al Munafiqun, 63: 4)
Lebih lanjut Rasulullah SAW bersabda:
“Akan ada sebagian orang diantara kalian yang shalatnya mengalahkan
shalatmu, dan yang puasanya mengalahkan puasamu, dan ibadahnya
mengalahkan ibadahmu. Mereka akan membaca Al-Qur’an tetapi tidak
melebihi kerongkongan mereka. Mereka akan meninggalkan Islam seperti
anak panah dari busurnya…’
(Al Bukhari, Kitab Fadilah Al-Qur’an Bab 3g Hadits no 5058)
11. Mereka takut dari Al-Qur’an yang ditujukan kepada mereka, dan tidak melihat kesalahan mereka sendiri
Adalah Sunnah Rasulullah SAW dan Shahabatnya untuk membaca Al-Qur’an
dimana kita bisa mengaplikasikanya untuk diri kita, dan seolah-olah
Allah berbicara kepada kita secara langsung. Namun orang-orang Munafik
tidak suka untuk mengakui kesalahan mereka dan membaca Al-Qur’an
sebagaimana Allah menujukan kepada mereka. Lebih lanjut Allah SWT
berfirman:
“Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka
sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati
mereka....” (QS At Taubah, 6: 64)
Selanjutnya, dimana saja kita mempelajari dien kita seharusnya selalu
mengaplikasikannya untuk diri kita, memperhatikan untuk mengoreksi
kesalahan kita sebelum mengoreksi kesalahan orang lain.
12. Menghina orang-orang Beriman dan Islam
Allah SWT berfirman dalam kelanjutan ayat di atas :
“…Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah
dan rasul-Nya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu
takuti itu.”
(QS At Taubah, 9: 64)
Ayat ini diturunkan pada saat perang Tabuk tentang orang-orang Munafik
yang terus mengejek orang-orang beriman, berkata bahwa hafalan Al-Qur’an
mereka hanya memberikan perut besar. Sindiran dan ejekan seperti ini
sangat umum terlihat hari ini dari orang-orang moderat yang menjual kaum
Muslimin dan yang mengejek Mujahidin dan aktifis Muslim yang bekerja
untuk melihat bendera Islam tegak di seluruh penjuru dunia.
Sangat umum mendengar orang-orang munafik berkata ‘lihatlah orang-orang
ini, mereka percaya berjuang untuk Khilafah atau mendukung Jihad atau
‘bagaimana mungkin orang-orang yang tidak berpendidikan yang mengakui
manfaat dari pemerintah bisa menegakkan negara Islam?’ dan sebagainya.
Ini hanyalah sebagian contoh dari pernyataan mereka yang mempunyai
penyakit di dalam hati mereka. Allah SWT menginformasikan kepada kita
tentang alasan mereka menggunakan hal tersebut untuk membenarkan
kemurtadan mereka:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan
itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah
bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah,
ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu
minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan
segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab
golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu
berbuat dosa.” (QS At Taubah, 9: 65-66)
Allah SWT juga berfirman :
“Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga
apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang berkata kepada orang yang
telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): "Apakah yang
dikatakannya tadi?" Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati
mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.” (QS Muhammad, 47:
16)
13. Mereka tidak pernah pergi berjihad, berpartisipasi dalam semua perjuangan (jihad) dan tidak juga berhijrah
Pada saat perang Uhud orang-orang Munafik lari dari medan pertempuran
dan kembali ke Madinah. Sebagian orang-orang beriman menjadi bingung
berkaitan dengan bagaimana mereka seharusnya berhadapan dengan
orang-orang munafiqun. Shahabat Rasulullah SAW percaya bahwa mereka
seharusnya dibunuh dimana saja mereka terlihat, disamping yang lain
membantah sebaliknya mereka (munafiqun) adalah Muslim dan mengucapkan
syahadat. Dengan maksud untuk menyelesaikan dan mengklarifikasi
perselisihan ini, Allah SWT menurunkan ayat di bawah ini:
“Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi)
orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada
kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud
memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah?
Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan
jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.” (QS An Nisa, 4: 88)
Lebih lanjut, sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW dengan jelas menyoroti orang yang tidak mempunyai niat berjihad:
“Siapa saja yang mati tanpa berjihad di jalan Allah, tidak juga
mempunyai niat untuk melakukannya, akan mati dalam satu cabang nifaq.”
(Muslim dan Riyaad Us Saalihin Bab 234, Hadits bo 1341)
Berkaitan dengan Hijrah orang-orang Munafik tidak ingin meninggalkan
‘negeri kesayangan’ mereka dan takut berjihad di jalan Allah. Allah SWT
telah menurunkan:
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan
menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam
keadaan bagaimana kamu ini?." Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang
yang tertindas di negeri (Mekah)." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi
Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?."
Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik
laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya
dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan
Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”
(QS An Nisa, 4: 97-99)
Penting untuk selalu diingat poin krusial ini bahwa munafiqun membenci
Jihad, Mujahidin dan berhijrah di jalan Allah. Jika kita mempunyai
perasaan ini maka ketauhilah bahwa kita mempunyai salah satu
karakteristik Munafikin dan mintalah kepada Allah agar menjaga kita dari
nifaq.
14. Mereka mempunyai Muwalat (sekutu) dengan Kuffar dan hidup diantara Musyrikin
Salah satu tanda seseorang yang terlibat syirik adalah hidup diantara
Kuffar dan Musyrikin tanpa membedakan diri mereka. Bukti yang sama telah
disebutkan di atas bisa digunakan untuk membenarkan poin ini,
sebagaimana sebuah hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Aku berlepas diri dari Muslim yang hidup diantara Musyrikin,... dan
tidak membedakan diri dari mereka (kuffar).’ (Sunan Abu Daud, Kitabul
Jihad Bab 105, hadits no 2645)
Hadits ini dengan jelas menunjukkan kepada kita betapa bahayanya hidup
diantara kuffar, bersatu dengan mereka dan tidak membedakan diri dari
mereka. Itu juga menyoroti kewajiban dan perlu bagi Muslim untuk hidup
bersama sebagai sebuah komunitas dan menerapkan Syari’ah; atau
Rasulullah SAW akan menjauhkan dirinya dari kita pada hari pengadilan,
disaat kita akan begitu membutuhkan syafa’atnya.
15. Mereka membuat sejumlah alasan untuk tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya
Orang-orang Munafik selalu banyak alasan untuk tidak mengerjakan
kewajiban dan tugas mereka, sebagaimana disebutkan juga dalam ayat
sebelumnya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan 'uzurnya kepadamu, apabila
kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah:
"Janganlah kamu mengemukakan 'uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu,
(karena) sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada kami beritamu
yang sebenarnya. Dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu,
kemudian kamu dikembalikan kepada Yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS At Taubah, 9: 94)
Lebih lanjut, pada saat perang Tabuk dahulu mereka banyak alasan untuk
lari dari Jihad. Salah satu dari alasan mereka adalah cuaca yang amat
panas dimana Allah SWT telah tentukan di saat bulan-bulan musim panas:
“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira
dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka
berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik
ini." Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika
mereka mengetahui.” (QS At Taubah, 9: 81)
Sungguh Allah berkata benar, panas neraka tidak dapat dibandingkan dengan panas dunia. Rasulullah SAW bersabda:
“Api yang anak Adam nyalakan adalah satu bagian dari 70 bagian dari api neraka.” (Tafsir Ibnu Katsir tentang ayat di atas 9:81)
16. Mereka membenarkan keharaman, kekufuran dan kesyirikan mereka
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada
mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah
(dirimu)." Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi
peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih
dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan
mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih
mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka
sembunyikan.” (QS Al Imran, 3: 167)
Telah diketahui bahwa orang-orang Munafik selalu membenarkan kemurtadan
mereka. Allah SWT menginformasikan kepada kita bahwa orang-orang menjadi
kafir atau murtad dengan alasan menjadi lebih dekat kepada Allah! Allah
SWT berfirman:
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami
tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada
Allah dengan sedekat- dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan di
antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya
Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS
Az Zumar, 39: 3)
17. Mereka melakukan kufur I’raad – berpaling kepada Allah SWT
Allah SWT berfirman:
“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum
yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat
orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari
(mendekati) kamu.” (QS An Nisaa’, 4: 61)
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan
dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya?
Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang
berdosa.” (QS As Sajadah, 32: 22)
Orang-orang Munafik selalu berpaling dari Ahkam (hukum syar’i) dan
Ulama. Ketika kita memberi mereka hukum yang tidak sesuai dengan mereka,
maka mereka akan berkata ‘Aku tidak mengikuti opini itu’, bahkan tidak
ada opini lain tentang isu tersebut. Ketika kita sampaikan kepada mereka
ayat mereka akan berkata ‘itu adalah penafsiran kamu terhadap Al-Qur’an
dan sebagainya.
18. Mereka menyerukan kemungkaran dan mencegah kebaikan
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian
yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang
berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah
lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang
munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS At Taubah, 9: 67)
Mereka akan mencoba untuk menghalangi usaha kita untuk melakukan dakwah
berdasarkan metode Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, menyerukan jihad, berjuang
untuk dien Allah atau bahkan menciptakan kesadaran tentang Islam di luar
Masjid dan sebagainya. Lebih lanjut mereka malah mencegah Ma’ruf dan
menyerukan segala bentuk kemunkaran, seperti voting untuk hukum buatan
manusia, bergabung dengan toghut dan sebagainya.
19. Mereka memamerkan perbuatan baiknya
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS
An Nisaa’, 4: 142)
Orang-orang Munafik memamerkan bahasa Arabnya, tajwid, adzan, ilmu dan
sebagainya. Mereka adalah orang-orang yang selalu memamerkan perbuatan
baiknya dengan tujuan agar mendapatkan pujian dan agar orang-orang
mendengarkan mereka. Ar Riyaa adalah sebuah dosa besar dan perbuatan
syirik, karena semua perbuatan baik kita seharusnya dilakukan murni
hanya untuk mencari ridha Allah SWT dan bukan pujian dari orang-orang.
Rasulullah SAW bersabda:
“Perkara yang aku takutkan dari kalian adalah syirik asghar. Shahabat
bertanya: ‘Apakah syirik asghar itu?’ Rasulullah SAW menjawab: riya.’
(Musnad Imam Ahmad, jilid 5; Al Arsaar, Hadits : Muhammad bin Labid RA)
20. Mereka menginginkan kita menjadi Kafir seperti mereka dan mengikuti jalannya
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi
kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu
jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah
pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka
di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di
antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong.”
(QS An Nisaa’, 4: 89)
Orang-orang Munafik sangat jahat karena mereka ingin agar kita menjadi
kafir seperti mereka dan mengikuti kerusakan dan kejahatan mereka.
Mereka ingin agar kita meninggalkan golongan yang selamat dan bergabung
dengan partai syaitan mereka.
21. Mereka menginginkan kita untuk takut kepada Kuffar
Allah SWT berfirman:
“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka
ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah
sebaik-baik Pelindung." (QS Ali Imran, 3: 173)
Orang-orang munafik akan selalu mempunyai mental kalah dan akan mencoba
untuk menimbulkan ketakutan ke dalam hati orang-orang beriman terhadap
Kuffar. Seseorang tidak bisa menjadi Muslim jika mereka mengatakan ‘apa
yang bisa kita lakukan, jumlah mereka terlalu banyak dan kita tidak
mempunyai senjata yang cukup dan sebagainya.’
Lebih lanjut Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti
(kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu
benar-benar orang yang beriman.” (QS Ali Imran, 3: 175)
22. Mereka malas melaksanakan Shalat
Sebagaimana telah disebutkan pada poin no 19, Allah menginformasikan
kepada kita ayat (QS 4: 142) bahwa orang-orang Munafik berdiri dengan
kemalasan pada shalat mereka. Bukti lain untuk ini bisa ditemukan dalam
surah Al Ma’un:
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang
lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.” (QS Al Maa’un,
107: 4-7)
Nabi Allah SAW juga menjelaskan orang-orang Munafik adalah orang yang sulit ditemui pada shalat isya dan fajar (subuh).
23. Mereka menunjukkan Islam, tetapi mengutuk dan menghina ketika
setiap kali mereka berhadapan dengan semua bentuk kesulitan dan bencana
Allah SWT berfirman:
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di
tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu,
dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang.
Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian
yang nyata.” (QS Al Hajj, 22: 11)
Orang-orang Munafik selalu senang dengan kita ketika segala sesuatunya
berjalan dengan baik dan mudah, profesional, teratur dengan baik dan
terstruktur, tetapi ketika mereka diuji oleh Allah SWT mereka
benar-benar meninggalkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, dien dan kewajiban
mereka.
Kesimpulan
Tujuan dari mempelajari masalah ini untuk menyadari tanda-tanda
Munafikin, agar kita tidak melakukannya. Kita seharusnya memohon kepada
Allah SWT agar dijauhkan dari nifaq, kufur, syirik dan bid’ah dan agar
kita mati dalam keadaan iman dan Tauhid. Kita seharusnya juga selalu
menyadari celah dan berbagai kemungkinan menjadi Kafir, dan untuk
mencegah hal ini adalah dengan memenuhi semua perintah Allah dan juga
kewajiban kita. Semoga, Insya Allah!
(Ihsanul Huda)