Assalaamu alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh.
Sudah menjadi hal yang sangat wajar seseorang itu takut akan kematian, bahkan mungkin sudah menjadi tradisi massal. Dimana seseorang itu baik ia laki-laki maupun perempuan, tua ataupun muda, kaya ataupun miskin, berpangkat kedudukan maupun hanya sebagai bawahan, raja maupun rakyat jelata, yang alim maupun yang bodoh. Hampir seluruh manusia itu takut akan kematian yang akan mendatanginya, bahkan jika di lihat lebih banyak yang tidak siap untuk menghadapinya dari pada yang siap.
Kenapa demikian?,
itu semua di karenakan kurangnya pengetahuan tentang apa hakikat kematian itu dan mengapa harus ada kematian serta apa tujuan dari kematian itu.
Inilah yang menjadi polemik di dalam kehidupan manusia, sehingga ia menginginkan agar bisa hidup 1000 tahun lagi atau bahkan hidup selamanya dan tidak akan mati.
Bayangan-bayangan tentang siksaan dalam kubur, datangnya dua orang Malaikat yang siap untuk bertanya kepadanya tentang
Siapa Tuhanmu?,
Siapa Nabimu?,
Apa Kitabmu?,
Siapakah Saudaramu,?
Dan dimana Kiblatmu?,
semakin membuat dirinya ciut untuk menghadapi kematian itu. Belum lagi ditambah oleh prasangka tentang selamat kah aku nanti atau celaka kah aku nanti?,
Neraka kah tempatku atau surgakah yang akan menjadi tempat tinggalku?
Semuanya membuat diri semakin merinding jika membayangkan akan kematian. Dan jujur jika ditanyakan kepada kita, seandainya besok adalah hari terakhir bagimu dimuka bumi ini….. sudah siapkah engkau menerimanya dengan resiko yang engkau sendiri belum mengetahuinya…?
siapakah yang bisa menolongmu dari kematian yang akan datang kepadamu…?
Wahai…. Para Abid (Ahli Ibadah), dimanakah engkau…..? siapkah engkau menghadapinya?
Wahai Para penghafal Al- Qur’an, dimanakah engkau…? Siapkah engkau menghadapinya?
Wahai Para penghafal Hadits, dimanakah engkau.? Siapkah engkau menghadapinya?
Wahai Para pemuka-pemuka agama, dimanakah engkau….? Siapkah engkau menghadapinya?
Wahai….Yang mengaku paling benar dalam urusan Agama, dimanakah engkau…? Siapkah engkau menghadapinya?
Wahai…. yang mengaku telah mengenal akan Allah, dimanakah engkau……? Siapkah engkau menghadapinya?
Wahai…. Para Imam-imam, Syekh, Guru, Ustazd, dimanakah engkau….? Siapkah engkau menghadapinya?
Wahai yang selalu mempermasalahkan perbedaan- perbedaan dalam urusan agama, apakah engkau juga sudah siap untuk menghadapinya?
Lalu hati kecil mengatakan, : Ya…. Robbii’, tidaklah urusan Kematian itu melainkan Rahasia Engkau dan Engkaulah yang mengaturnya termasuk juga urusan Akhirat itu, apakah Surga yang Engkau berikan kepadaku ataukah Neraka yang Engkau berikan itupun Rahasia dan Urusan Engkau. Tidak ada pengetahuan pada diri kami tentang itu dan kami hanya pasrah, terserah kepada Engkau saja Ya….. Robb.
Sungguh……, suatu penyerahan diri yang sangat luar biasa. Akan tetapi kenapa masih gelisah jika teringat akan kematian….?, kenapa masih merasa tidak sanggup jika seandainya Allah menceburkan dirinya ke jurang Api Neraka…?
Kenapa…?, dan kenapa…?
Berimanlah Kepada Allah dengan sebenar-benarnya ke imanan, janganlah hanya sekedar dimulut saja.
Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa,
janganlah hanya agar orang lain melihat anda taqwa.
Mengenal lah kepada Allah dengan sebenar-benarnya Pengenalan, jangan hanya sekedar mengaku- ngaku.
Sungguh……, hanya Pencinta Sejati yang Mengenal akan Allah lah yang siap menghadapi akan kematian itu dan siap menerima resiko apapun yang diberikan Allah atas dirinya.
Ikhlas dan Ridho atas segala keputusan-keputusan Allah yang berlaku atas dirinya.
Dan tidak ada Ketakutan sedikitpun juga serta tidak berduka cita.
Mereka berserah diri dengan sebenar-benarnya penyerahan karena mereka mengenal dan mengerti akan Allah Swt, dan Allah akan menjamin serta menolongnya.
Dan Allah lah sebaik-baik penjamin dan sebaik- baik penolong bagi dirinya.
Seandainya Allah mengumumkan kepada seluruh Makhluk-Nya, dari golongan Malaikat, Jin maupun Manusia untuk mengorbankan dirinya zahir dan batin agar mendapat Ridho Allah yang sebenarnya……., maka Niscaya Sang Pencinta Sejati Allah akan lebih dahulu maju pada Saf paling depan. Ia rela biar nyawa sekalipun, biar lebur sekalipun, biar hancur sekalipun.
Bahkan jika untuk keselamatan seluruh Manusia agar manusia- manusia itu bisa kembali ke jalan Allah dan mendapatkan pengampunan Allah atas segala dosa-dosa di perlukan pengorbanan jiwa.
Maka Sang Pencinta Allah akan mengatakan kepada Tuhan-Nya :
Ya….. Robbii!, Sungguh…, Saya siap melayani-Mu untuk menyerahkan Jiwaku kepada-Mu demi kebaikan seluruh Umat Manusia dan agar Manusia itu bisa kembali ke jalan Engkau dan mendapatkan pengampunan Engkau.
Bagaimana dengan kita……….????
Siapkah kita menghadapi kematian………????
Sedangkan itu pasti datangnya…….!!!!!
Siapkah kita Berkorban untuk menjadi Sang Pencinta Tuhan….?????
sedangkan itu adalah sebaik-baiknya kedudukan di Sisi Allah.
Allah Berfirman :
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa”. (QS,Yunus:62-63).
Sabda Rosulullah Saw :
“Janganlah engkau takut dan janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Allah beserta kita”.
semoga artikel ini ada manfa'atnya buat sobat semua.
wassalaamu alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh.
alfurqon.mywapblog.com