
BANYAK
manusia dewasa ini yang tidak peduli akan puncak fitnah yang bakal
datang di akhir zaman. Dajjal menjadi fenomena yang dianggap sekedar
mitos. Bahkan banyak yang menganggap Dajjal tidak ada. Sehingga banyak
manusia yang melupakannya dan tidak pernah peduli untuk membicarakannya.
Ketika
pengabaian ini terjadi di kalangan orang awam ia sudah menjadi suatu
masalah. Namun realitasnya lebih jauh daripada itu. Bahkan kita
menyaksikan dewasa ini para pemberi peringatan seperti para muballigh,
penceramah, ustadz dan kebanyakan ulama tidak lagi peduli untuk
memperingatkan ummat akan bahaya fitnah Dajjal. Padahal bilamana kedua
gejala ini sudah tampak, maka Rasulullah justru mengatakan bahwa pada
saat seperti itulah Dajjal bakal keluar.
“Dajjal tidak akan
muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk
mengingatnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad 16073)
Nabi Muhammad
shallallahu ’alaih wa sallam
bersabda bahwa pada saat kebanyakan orang awam melupakan perkara Dajjal
dan para Imam tidak lagi memperingatkan ummat akan bahaya puncak fitnah
Dajjal, maka ketika itulah justru Dajjal bakal keluar. Sedangkan
realitas dunia kita dewasa ini sudah mengandung kedua fenomena tersebut.
Artinya, sudah saatnya kita waspada mengantisipasi kemunculan Dajjal
yang bila-bila masa dewasa ini akan keluar.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad Nabi Muhammad
shallallahu ’alaih wa sallam menjelaskan
ciri khas Dajjal kepada ummatnya yang belum pernah dijelaskan oleh para
Nabi sebelumnya kepada ummatnya masing-masing. Beliau menegaskan bahwa
Dajjal itu bermata dua namun salah satunya cacat alias buta sehingga
yang ada/berfungsi hanyalah satu mata saja.
“Dan sesungguhnya
Dajjal itu bermata satu; sebelah matanya tidak nampak. Di antara kedua
matanya tertulis “kafir” yg terbaca oleh setiap mu’min yg mengerti
baca-tulis ataupun tidak.”(HR Ahmad)
Hadits di atas
mengingatkan kita akan suatu simbol yang tertera pada lembar uang kertas
satu dollar Amerika Serikat (one dollar bill). Di dalamnya kita lihat
sebuah gambar yang disebut sebagai
The Great Seal (Meterai Yang Agung). Gambar ini sarat makna dan isyarat. Kata-kata berbahasa Latin
Novus Ordo Seclorum berarti
the New World Order
(Tatanan Dunia Baru). Sedangkan di atas tulisan tersebut ada gambar
primada yang tidak sempurna karena bagian pucuknya terpotong.

Itu
ada sebuah segitga yang berukuran persis sesuai untuk diletakkan
menjadi pucuk piramida. Di dalam segitiga tersebut terdapat gambar mata
tunggal. Lalu di atas segitiga bermata tunggal itu ada tulisan Latin
Annuit Coeptis yang berarti
“the Eye of Providence has approved of (our) undertakings.” (si Mata Tunggal telah merestui usaha-usaha kami).
Jika
kita tafsirkan gambar di atas, maka ia bisa bermakna bahwa dunia sedang
diarahkan menjadi sebuah sistem yang berstruktur bak piramida yang
belum memiliki pucuk. Struktur dunia yang belum mempunyai pemimpin
tertinggi. Namun pemimpin tersebut sedang dinanti-nantikan kehadirannya.
Dan struktur dunia yang dirancang menjadi the New World Order tersebut
menantikan kedatangan pemimpinnya yang bersimbolkan si Mata Satu
(Dajjal?).
Seluruh upaya mewujdukan dan memapankan
the New World Order
merupakan rangkaian usaha untuk meraih keridhaan dan restu dari si Mata
Satu alias Dajjal. Dengan kata lain Tatanan Dunia Baru ini adalah
sebuah proyek persembahan kolosal untuk menyambut kedatangan puncak
fitnah yaitu Dajjal…!
Segenap dimensi kehidupan modern dewasa ini
adalah dalam rangka mewujudkan the New World Order (Tatanan Dunia Baru).
Sebuah sistem yang tidak berlandaskan nilai-nilai keimanan bahkan
dipengaruhi sangat oleh nilai-nilai kekufuran, nilai-nilai Dajjal.
”We are living in a Godless Civilization,” demikian ungkap Imron Hosein, mantan Imam Masjid PBB New York.
Bahkan
Ahmad Thompson, seorang penulis Muslim berkebangsaan Inggris
jelas-jelas menyatakan bahwa dunia modern semenjak hampir satu abad yang
lalu (sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah terakhir) membentuk diriya
menjadi sebuah Sistem Dajjal. Suatu sistem sarat Dajjalic Values dimana
jika oknum Dajjal muncul pada masa sekarang ini, maka ia akan segera
dinobatkan menjadi pimpinan Sistem Dajjal yang telah tersedia.
Inilah
yang dikhawatirkan Rasulullah. Bila rangkaian fitnah telah bermunculan
menjelang datangnya Dajjal, maka manusia akan mengalami proses seleksi.
Barangsiapa yang sanggup istiqomah menghindarkan diri dan keluarganya
dari rangkaian fitnah tersebut, maka ia bakal sanggup terbebaskan dari
puncak fitnah, yakni Dajjal.
Dan sebaliknya, barangsiapa yang
malah ikut serta menyemarakkan rangkaian fitnah sebelum datangnya
Dajjal, niscaya ia akan sangat mudah menjadi sasaran tipudaya Dajjal.
Barangsiapa yang tanpa jiwa kritis menerima bahkan mendukung the New
World Order, maka ia termasuk mereka yang pada hakikatnya turut
menanti-nanti dan menyambut dengan sukacita kedatangan pucuk pimpinan,
yaitu Dajjal.
Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda:
”Sungguh
fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah
Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah
sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan
tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun
besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad V/389).
Oleh : Ust. Ihsan Tandjung