Apa Itu Sekulerisme ?
Oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
Pertanyaan:
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin dita : Apa itu sekulerisme? Dan bagaimana
hukum Islam terhadap para penganutnya?
Jawaban
Sekulerisme merupakan aliran dan gerakan yang rusak, bertujuan untuk
memisahkan urusan dien dari negara, berjibaku di atas keduniawian dan
sibuk dgn kenikmatan dan kelezatan serta menjadikan sebagai satu-satu
tujuan di dalam kehidupan ini, melupakan dan melalaikan rumah akhirat
dan tidak melirik kepada amalan-amalan ukhrawi ataupun memperhatikannya.
Sabda Rasulullah berikut ini sangat tepat dilabelkan kepada seorang
sekuler,
“Arti :
Celakalah budak dinar, budak dirham dan budak khamishah
(sejenis pakaian teruntuk dari sutera atau wol, berwarna hitam dan
bertanda); jika diberi, dia rela dan jika tidak diberi, dia mendongkol.
Celaka dan merugilah (sia-sialah) dia dan bila duri mengenainya, maka
dia tidak mengeluarkannya” [Al-Bukhari, al-Jihad (2883)]
Setiap orang yg mencela sesuatu dari ajaran Islam baik melalui ucapan
ataupun peruntukan maka sifat tersebut dapat dilekatkan padanya.
Barangsiapa menjadikan undang-undang untuk manusia sebagai pemutus dan
membatalkan hukum-hukum syari’at, maka dia ialah seorang sekuler. Siapa
yang membolehkan semua hal yang diharamkan seperti perzinaan, minuman
keras, musik dan transaksi ribawi dan meyakini bahwa melarang hal itu
berbahaya bagi manusia dan merupakan sikap apatis terhadap sesuatu yang
memiliki mashalahat terhadap diri, maka dialah seorang Sekuler. Siapa
yang mencegah atau mengingkari penegakan hukum hudud seperti hukum bunuh
terhadap si pembunuh, rajam, cambuk terhadap pezina atau peminum khamar,
potong tangan pencuri atau perampok dan mengklaim bahwa penegakan
menyalahi sikap lemah lembut dan mengandung unsur kesadisan dan
kebengisan, maka dia masuk ke dalam sekulerisme.
Sedangkan hukum Islam terhadap mereka, maka sebagaimana firman Allah Swt tatkala memberikan sifat kepada orang-orang Yahudi,
“Arti : Apakah kamu beriman kepada sebagian dari Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang
lain? ialah balasan bagi orang yg beruntuk demikian daripadamu
melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia. ” [Al-Baqarah :85].
Barangsiapa menerima sesuatu yang setara dari ajaran agama seperti
Ahwal Syakhshiyyah (Undang-Undang Perdata), sebagian ibadah dan menolak
apa yang tidak sejalan dgn hawa nafsu (**) nya, maka dia masuk ke dalam makna
ayat ini.
Demikian juga firmanNya.
“Arti : Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,
niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan
sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang
yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” [Hud:15-16]
Maka, tujuan utama kaum sekuler ialah menggabungkan dunia dan
kenikmatan pelampiasan hawa nafsu (**) sekalipun diharamkan dan mencegah
dari melakukan kewajiban, maka mereka masuk ke dalam makna ayat di atas
dan juga ayat berikut,
“Arti : Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka
Kami segerakan bagi di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang
Kami kehendaki dan Kami tentukan bagi neraka Jahannam; ia akan memasuki
dalam keadaan tercela dan terusir.” [Al-Isra :18]
Dan banyak lagi ayat-ayat dan hadits-hadits semisalnya, wallohu a’ lam.
[Fatawa Fi at-Tauhid, dari fatwa Fadhilatusy Syaikh Ibn Jibrin, h.39-40]
[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi
Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi
Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, Darul Haq]
Sumber Apa Itu Sekulerisme ? : http://alsofwah.or.id